Tamu Kita

Wednesday, August 30, 2006

Orang Portugis dan Timor Leste di Atas Genting


Sudah hampir 2 minggu ini ramai sekali di atas genting rumah, seperti ada pertempuran layaknya. Seorang Portugis dan seorang East Timorese ada di atas genting, bukan untuk bertempur tapi keributan diakibatkan genting dicuci dengan semprotan air yang kuat sekali dan hari ini genting diberi polesan cat dasar untuk menyiapkannya menjadi genting yang berkilau, mengandung bahan seperti karet dan awet serta tahan bocor. Petugasnya ganti-ganti, pertama orang Cina yang mendata nama kemudian seorang Aussie bernama Rebecca yang menjadi penilik atap dan mencatat tentang kerusakannya kini si Roy (baca Rui) orang Portugis serta Jack orang Tetum yang mengerjakan pelaksanaannya.
Riuh rendah bunyinya menyebabkan Cupik si kucing berpikir ada "perang" di atas genting hingga ia bersembunyi. Pada Roy kita bisa berbicara sedikit bahasa Portugis misalnya :"Como esta" (Apa kabar?) dan pada Jack bahasa Tetum sedikit :"Comosta, diak kalae?" "Bon, diak!" lalu disambung Bahasa Indonesia oleh Jack :" Ibu sibuk hari ini?" Ya, multikultural di Australia di atas genting kita! Aku belum selesai meneruskan studi Bahasa Tetum di University of Western Sydney, terlalu sibuk kerja jadi cukup "Post Graduate of Master of Languages" ..... "Master of None"! Alamak!!!!!

Dahulu kalau bertemu orang seperti Jack pasti kita perhatikan seluruh kata-katanya untuk dijadikan riset karena ia seorang "native speaker" yang bisa dijadikan nara sumber. Kini ada situs yang membantu kita untuk belajar Bahasa Tetum tak peduli apa pun latar belakang bahasa kita, silakan tengok http://www.mylanguageexchange.com/learn/tetum.asp

Kami menganggap para pekerja itu tamu kita juga, karena mereka berada seharian di rumah kami namun bedanya para pekerja di Australia tidak mau disuguhi apapun baik minum apalagi makan. Mereka sangu makanan dan minuman di mobilnya dan belum makan atau minum bila pekerjaan belum selesai.

Hidangan Istimewa & Pesan Khusus

Memang hidangan tadi malam istimewa, ada Sashimi, Bonito Asap, Kepiting (Mud Crabs) yang super gede dan kue Soes buatan Anna. Anna lulusan Sekolah Kuliner di Jerman, kuenya sungguh luar biasa, jadi ingat Ine (http://elkaje.multiply.com/).

Marry-Ann yang kost di tempat Sanae menuliskan pesan yang ditulis dan ditaruh di atas meja. Sanae-san berkata:" oh, untuk mereka pasti makanan sudah disimpan...That's just a joke!" Tapi makanannya memang nikmat dan juga sambil praktek bahasa Jepang. Bahasa Jepangku hafalan, paling-paling untuk penggunaan di sekitar meja makan. Misalnya ketika Junji-san datang aku tawarkan kue soes dan berkata :"Ikko itadakimas!" Artinya :"Ayo ambil satu saja!" Ia kecewa dan bilang :"Ikko??"
Aku bilang :"Sanko" (Cuman satu? Okay, tiga deh?_ Pada akhir perjamuan aku belajar lagi dari Emi-san isterinya untuk bilang:"Haksan itadakimas" Artinya :" Silakan makan banyak-banyak deh!" Dan malam diakhiri dengan ngomelin Bossnya Hamano-san karena pada hari terakhir kontrakan kerjanya tiga hari ia bekerja berat sampai tidak tidur. "Ijone!" (Bukan berarti hijaunya tapi "sungguh-sungguh kebangetan deh") ditambah lagi "Yanacawane! Yadawane! Yada-yada-yada........."

Tuesday, August 29, 2006

Bertamu di Rumah Sanae-san

Rasanya dalam Blog yang ini selalu ditulis tentang menerima tamu tapi kadangkala kita juga bertamu atau menjadi tamu.

Tadi malam sudah jam 8 malam tiba-tiba Sanae-san menelepon untuk mengingatkan pesta di rumahnya. Aduh, kami salah catat, tanggal 30 yang ada di catatan kami. Sumimasene! Ternyata tanggal 29! Dan Sanae-san menjemput kami tadi malam masih dalam "pakaian dapur" karena ia baru saja selesai memasak! Astaga! Hidoine! (artinya "njelehine" kami ini).

Tadi malam adalah perpisahan dengan atase perdagangan Jepang Hamano-san. Ia harus kembali bertugas di Jepang setlah dua tahun setengah bekerja di Sydney.

Cerita Mbak Yun tentang Sup Istimewa


Sewaktu berada di Jakarta Mbak Yun beberapa kali menemani seorang teman yang berobat dengan minum darah serta empedu ular Kobra. Nah dari sang penjual Mbak Yun diberi hadiah tiga ekor ular tanpa kepala, tinggal dimasak saja.

Karena setiba di rumah hari sudah malam oleh Mbak Yun ketiga ekor ular dimasukkan ke dalam panci dan direbus dengan jahe dan garam. Keesokan harinya pembantunya membuka panci itu dan berteriak hampir pingsan. "Bu....ada ular dalam panci!!!!!!"

Catatan : Foto-foto penjual ular kobra diambil di solo di dekat Museum Radya Pustaka ketika berkunjung ke Solo tahun lalu.

Monday, August 28, 2006

Mas Sony dan Mbak Yun

Mas Sony dan Mbak Yun baru saja menikah, kira-kira tahun lalu namun baru bisa berkumpul di Australia 4 hari yang lalu. Mas Sony isterinya meninggal dan tak lama kemudian berjumpa dengan mantan pacar sewaktu SMP yaitu Mbak Yun dan mereka pun berkomunikasi kembali dan akhirnya menikah. Mas Sony penduduk Australia sementara Mbak Yun masih Warga RI tapi urusan imigrasi akhirnya beres dan mereka bisa berkumpul sebagai suami isteri di Sydney.

Siang ini mereka datang berkunjung dan memberikan oleh-oleh 2 helai ikat leher yang menawan. Suguhan kami hari ini adalah talas rebus (silakan buka http://indoaus.blogspot.com/) dan kacang panggang ala Australia. Yang asyik menjadi tuan rumah juga kucing kami si Bubu, maklum mereka duduk di dekat perapian!

Wednesday, August 23, 2006

A Sandwich Kiss

Pada hari ulang tahun Elsie mereka sekeluarga pergi ke tepi Hawksberry River dan menyewa kabin-kabin untuk keluarga besar mereka. Sebuah tenda besar dipasang untuk jamuan makan merayakan hari ulang tahun Elsie yang kini memiliki 16 cucu dan 2 cicit (dan hari ini mungkin cicitnya akan bertambah satu lagi, ibunya sedang bersalin di rumah sakit).

Yang menarik pada pesta ultah itu para cucu memberikan "a sandwich kiss" artinya dua orang sekaligus mencium neneknya. Ini ciuman ciri khas keluarga. Ada juga acara membuka hadiah yang dibungkus kertas berlapis-lapis dan dibuka secara bergantian dan pada setiap lapis ditemukan suatu benda yang memiliki hubungan dengan sang nenek dan harus diceritakan secara bergantian, biasanya alat-alat dapur. Ada juga perlombaan menjawab pertanyaan tentang nenek dan dimenangkan oleh salah satu menantunya. Pertanyaannya: "Apakah yang paling menarik dari diri nenek?" Sang menantu menjawab, pertama berterima-kasih karena sudah melahirkan isterinya, dan yang lain ia mengagumi hubungan nenek dengan kelima anaknya yang sangat dekat yang mengakibatkan keluarga besar itu rukun dan akrab. Sang menantu mendapat hadiah dari keluarga besar!

Bob and Elsie

Tamu kita hari ini adalah Bob dan Elsie, mereka adalah anggota gereja kita. Sementara itu atap kami sedang dicuci dengan semprotan air berkekuatan tinggi oleh Roy (orang Portugis) untuk persiapan pengecatan.

Menu hari ini adalah Bakso Ayam Kuah, gado-gado dan Nasi Goreng. Cerita bermacam-macam termasuk piknik keluarga yang baru saja dilakukan oleh Bob dan Elsie yang kini berkembang jadi 39 orang, baru-baru ini Elsie berusia 80 tahun.

Tuesday, August 22, 2006

David versus Goliath

Harry memang seorang "gardener" sejati. Buah lemon yang diberikannya sungguh luar biasa besarnya dan ketika dibandingkan dengan lemon kami, aduh mak, bak Daud versus Goliat!

Ia memberikan banyak nasehat tentang berkebun dan memang hasilnya sudah nyata kami lihat bedanya. Harry dan Dorothy juga bergantian saling bercerita tentang sejarah rumah kami, tentang Mrs Audrey Gardiner dan ketiga anaknya. Kami juga bercerita tentang pengetahuan kami tentang sejarah rumah ini yang kami dapat dari 2 tetangga lain dan kami cocokkan.

Mempelajari sejarah rumah penting sekali. Rumah ini dibangun pada tahun 1958 dan Harry serta Dorothy pindah ke rumah depan pada tahun 1962.

Mereka juga berkesempatan mendengarkan musik dari portable music Box "His Master's Voice" kami dan terkenang masa yang silam. "We do not feel that we are old, our bodies grow old but our minds stay young!"

Belajar Sejarah

Harry dan Dorothy tetangga depan rumah datang pada hari ini. Sudah tiga tahun kami bertetangga namun baru sekali ini bisa bertatap muka khusus dan berbincang-bincang. Dimulai dengan kemarin ketika berada di kebun depan Harry memanggilku, ia berkata bahwa ia berasal dari kota Casino di perbatasan New South Wales
dan Queensland (726 kilometer dari Sydney). Dari tahun 1944 sampai tahun 1947 kira-kira 5000 serdadu Indonesia yang saat itu disebut Dutch East Indies berada di kota itu dalam Camp sebagai tahanan perang Belanda. Ayah Harry bekerja di pertanian dan Harry saat itu berusia 14 tahun.

Ada tiga orang serdadu Jawa bernama Supadi, Supardjo dan Rubini yang selalu berkawan dengan keluarga Harry, sering membawakan coklat dan jatah camp ke rumah Harry.
Mereka mengajarkan sebuah lagu yang sampai hari ini masih dihafalkannya luar kepala. Dalam usianya yang 76 sekarang lagu itu masih dihafalkannya. Ia menyanyikan lagu itu hari ini yang ternyata adalah lagu ambon, cikal bakal lagu Poco-poco yang lagi ngetop.

Lebih dari 60 tahun menghafalkan lagu dan bisa menyanyikannya dengan sempurna baru hari ini tahu apa yang dinyanyikannya. Menarik bukan ?

Menu makan siang hari ini Ayam Bakar dan Mie Goreng Jawa. Mereka memberikan oleh-oleh hasil kebun mereka yaitu Jeruk Pomello, Lemon dan Valencia.

Mengunjungi Si Pohon Jambu

Setiap tamu yang berkunjung pasti kami perkenalkan dengan si Pohon Jambu, baca kisahnya di http://indoaus.blogspot.com/
Si Pohon Jambu sudah menghasilkan ratusan buah tahun ini dan kecil-kecil gitu sudah berpartisipasi dalam menyumbangkan dana gempa dengan telur pindangnya senilai hampir 200 dolar.

Soto Banjar dan Telur Pindang

"Mama sering sekali memasak Soto Banjar kegemaran kami ini, setiap kali kuah sotonya dibuat banyak sehingga tinggal menambah ayamnya saja,"ujar Sindy. Nah, yang kami sajikan hari ini Soto Banjar lidah Jawa sebab ditambah jahe muda dan daun jeruk purut.
Malamnya telur pindang dibuat dengan daun jambu dari kebun.

Kreativitas Sehari

Baru pertama kali ini Sindy rebah di atas taburan bunga-bunga Camelia Japonica yang tebal seperti karpet itu sambil dari celah-celah daun memotret bunga-bunga Kamelia yang berwarna merah muda dengan semburat sinar mentari berlatar-belakang langit biru lazuardi.

Tamu Kita Hari Ini

Tamu istimewa kita hari ini adalah salah satu pembaca Blog ini, Sindy. Ia berkunjung ke rumah kami untuk melihat "studio" pembuatan Blog serta menonton"museum mainan" dan makan siang bersama "Soto Banjar". Kebetulan ibunya berasal dari Kalimantan. Kok, bisa ya, telepati mungkin. Padahal inilah Soto Banjar pertama dari dapur kami dan kegiatan lainnya adalah memotret bunga-bunga di kebun. Bunga Kamelianya sedang berkembang.